Judul
ini mungkin dipahami agak lebay terutama
bagi pendaki yang sejak pertama mendaki telah merasakan servis dari produk ultralight gear, EO (Event Organizer) Pendakian atau jalur-jalur pendakian yang
telah mapan. Tetapi sebaliknya
bagi pendaki yang
mendaki dengan gear yang sangat berat
karena berbahan ‘non ultralight’
sebagai contoh rangka ransel yang
terbuat dari alumunium bekas pengangkut barang tentara yang kasar dan
berat. Tidak
ada keril yang ringan seperti sekarang. Belum ada trek yang jelas bagi pendaki. Tim pendakian harus
memotong semak belukar untuk membuka jalur. Alat - alat keselamatan
seperti kantung tidur (sleeping bag), webbing dan
pakaian berlapis polar juga belum ditemukan. Malam hari menjadi saat menyiksa terutama bila tidak
api unggun.
Belum
ada GPS (global positioning system) yang memandu perjalanan. Parang
berat ditangan untuk menebas belukar cukup banyak berkontribusi pada
pengurangan energi. Belum lagi makanan atau logistik yang monoton yang belum
sevariatif saat ini dengan kandungan yang komplit. Survival Kit dan P3K Kit
masih belum terlalu familiar. Paling jungle survival knife yang cukup berat
yang setia menemani.
Maka mendaki gunung ibarat perang. Perhitungan cermat harus dilakukan, agar kegiatan
pendakian tak menjadi ajang bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar