Kamis, 15 Januari 2015

Lima (5) Wasiat kepada Pendaki Muda Jempolan

Usia muda, semangat ’45 dalam mendaki puncak-puncak gunung. Banyak remaja yang mengisi waktu luangnya dengan kegiatan pendakian yang bisa membentuk kepribadian.
“Pendakian melatih kita untuk mandiri, toleran, setia kawan, selain memberi pengalaman baru!”
Tentunya hal ini disambut antusias oleh para pendaki yang sudah berumur dan cenderung semakin jarang mendaki alias menuju pensiun. Bagi pendaki muda yang mungkin belum sempat mendengar banyak hal yang perlu dinasehatkan oleh mereka yang telah berumur, berikut ini dinukilkan 5 wasiat yang kudu dijalankan oleh pendaki muda, apa saja?

Wasiat#1 Tepat waktu

Hobi tidak tepat waktu alias molor kayak karet sepertinya melekat pada anak muda. Janjian dengan teman ngaret, deadline pekerjaan rumah molor, datang ke sekolah/kampus pun terlambat. Namun seorang pendaki muda jempolan tidak bisa begitu.

Kebiasaan on time atau tepat waktu, adalah pelajaran positif yang akan kamu pelajari dengan cara pendakian. Pengalaman bisa menjadi guru yang baik, betapa sikap tidak tepat waktu akan merugikan diri.

Risikonya saat pendakian bukan main-main, tertinggal pesawat atau kereta lantaran datang terlambat bisa kamu alami kalau tidak tepat waktu. Pendakian menuntut pribadi yang tepat waktu agar petualangan kamu bisa berjalan lancar.


Wasiat#2 Jaga lingkungan dan tak buang sampah sembarangan

Jangan mengaku petualang gaul atau jagoan pendakian, jika belum pernah mendengar 3 prinsip internasional para pendaki: Take nothing but picture, kill nothing but time, leave nothing but footprint. Ini adalah prinsip sejati para petualang untuk menjaga lingkungan.

Ya, petualang muda juga punya idealisme untuk tidak mengambil sesuatu dari alam kecuali potret dari kamera kita. Mereka juga tidak akan membunuh hewan atau tumbuhan, mereka hanya membunuh waktu, alias mengisi waktu luang dengan pendakian.

Yang penting, mereka juga berkomitmen tidak meninggalkan sampah saat pendakian. Yang mereka tinggalkan hanya jejak kaki. Luar biasa bukan? Membuang sampah sembarangan adalah kebiasaan buruk, tapi pasti kamu bisa mengubahnya.


Wasiat#3 Tidak iseng corat-coret

Vandalisme adalah salah satu kebiasaan buruk orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tugu, monument penanda puncak bahkan candi/situs yang ada di gunung dicorat-coret dengan spidol atau cat semprot. Sungguh keterlaluan! Bukan begitu cara menunjukan eksistensi kamu sebagai pendaki muda.

Belajarlah menikmati alam dengan cara yang positif. Sebagai pendaki, di sini kamu berlatih bersikap dewasa dan berempati. Coba dipikir deh dampak dari tindakan vandalisme yang kita lakukan.

Kalau mau membuktikan eksistensi kamu, caranya bukan corat-coret. Mendingan foto diri kamu di gunung dan upload di media social. Jangan ragu untuk narsis di gunung!
 
Wasiat#4 Tidak cengeng

Pendakian tidak hanya soal suka ria saja. Gunung Semeru memang keren, tapi mendaki jalur pasirnya butuh perjuangan. Gunung Rinjani danau Segara Anaknya cantik, namun kamu harus mendaki pelawangan dulu dan menuruni tebing tinggi yang kadang butuh berhari-hari dan jatuh-bangun.

Pendaki menuntut kita tidak banyak mengeluh dan cengeng. Kegiatan pendakian menuntut sikap kita yang tahan banting, mental yang kuat untuk mencapai tujuan akhir dan tidak cengeng dengan tantangan yang menghadang. Go ahead!


Wasiat#5 Respek

Yang terakhir, wasiat untuk kamu seorang pendaki muda jempolan adalah memiliki sifat respek. Respek terhadap teman seperjalanan, respek terhadap sesama pendaki yang dijumpai di jalur, dan respek terhadap warga lokal. Juga respek terhadap pengelola Taman Nasional. Melapor dan patuhilah aturan dan jadwal pendakian yang telah ditentukan.

Pendakian ke tempat yang baru akan membuat kamu bertemu orang-orang baru dan budaya yang tidak kamu kenal. Kamu juga akan bertemu dengan warga atau suku setempat yang memiliki gaya hidup berbeda.

Jangan meremehkan mereka, apalagi menganggap mereka orang kampung sementara kamu datang dari kota besar. Jangan salah, orang-orang kampung seringkali memiliki kebijaksanaan hidup yang mengagumkan para pendaki yang berkenalan dengan mereka.

Tidak ada komentar: