Jumat, 19 Desember 2014

Penikmat Gunung dan Belantara


Persepsiku

#1 Adalah fitrah ketika hati tertarik pada manifestasi Tuhan karena hati juga bagian dan/atau salah satu dariNYA.

#2 Aku menyendiri dalam kesunyian (khalwat) untuk mengkaji manifestasi Tuhan dan menemukan terfavorit tanpa terjerumus untuk menjelekkan manifestasi Tuhan yang lain.

#3 Dalam pengkajianku, manifestasi Tuhan tidak terhitung jumlahnya, meski begitu kusederhanakan menjadi tiga hal yakni apa yang menapak di matra darat, sesuatu yang bersemayam di matra laut, dan segala yang beterbangan di matra udara (angkasa).

#4 Jumlah tidak berhingga manifestasi Tuhan menyebabkan sulit untuk dilakukan komparasi (baca: memilih yang terbaik). Setiap satuan bersifat unik dan memiliki fungsi masing-masing yang saling menginduksi keseimbangan semesta raya. Meski begitu fungsi manifestasi Tuhan bagi manusia adalah untuk menemukan jati diri (fitrah) sehingga tidak ada tuntutan untuk bisa menjangkau seluruhnya cukup sebagian (representative). Dan dari sekian jumlah tidak berhingga itu aku memilih gunung dan belantara untuk menemukan jati diri.

Aku mencari jati diri dari jalan merambah belantara dan mendaki gunung. Merambah seperti orang pedalaman dan mendaki seperti warga puncak ketinggian”.

#5 Petualang adalah seseorang yang berada dan bersemangat di dimensi ruang dan waktu ketidaktahuan dan ketidakpastian. Ketidaktahuan karena minim informasi dan ketidakpastian karena beragam variasi kejadian yang dihadapi.

#6 Kedua kondisi tersebut memunculkan tantangan dan tantangan pasti dijawab oleh mereka yang disebut petualang, pejuang, penakluk, pencari, dan nama-nama lain yang merujuk pada manusia pilihan. Gen terbaik. Ya, hanya manusia terpilih yang terpanggil untuk menjawab tantangan. Menyibak rerimbunan mistik. Membuka tabir. Menjelaskan misteri. Dan menaklukan puncak-puncak kesombongan diri.

#7 Serta bagiku adalah menemukan makna tersirat dan hal tersurat dari fakta dan realitas. Memahami Sunatullah yang dihamparkan oleh Tuhanku untuk terus dicari, ditemukan, dikaji, dan disimpulkan (nisbi).

#8 Pemikiran-pemikiran di atas memunculkan keinginan untuk menuliskan ide, informasi, kisah perjalanan dan lainnya yang berkaitan dengan merambah belantara dan mendaki gunung. Mencoba untuk membuat tulisan. Mungkin sebagian terlihat ilmiah dan sebagian lain terkesan seperti fiksi. Tetapi perlu diingat bahwa sejatinya petualang adalah manusia yang mampu membuat kombinasi apik dari otak kiri dan otak kanan. Seseorang yang mampu menselaraskan hawa nafsu dan sanubari berlandaskan aspek kemanusiaan dan kealaman.

#9 Hasrat ini sangat berkeinginan untuk disebut Pecinta Alam, namun karena kesadaran betapa beratnya nama itu maka aku menyimpulkan bahwa aku adalah Penikmat Gunung dan Belantara-dalam merasa-selalu dalam masa jahiliyah dengan nama Lapendos karena dalam perjalananku tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa aku turut andil dalam kerusakan alam baik karena kesombonganku (kesengajaan) atau pun karena kebodohanku (ketidaksengajaan).

Akhir kata inilah lafadh pendakianku

Demi udara yang terus ku hirup

Demi risalah hati yang terus ku cari

Aku yakin bahwa hanya pada gunung dan belantara udara paling murni bersemayan dan segala definisi hidup terurai

Tidak ada komentar: