Persepsiku
#1 Adalah fitrah
ketika hati tertarik pada manifestasi Tuhan karena hati juga bagian dan/atau
salah satu dariNYA.
#2 Aku menyendiri dalam
kesunyian (khalwat) untuk mengkaji manifestasi Tuhan dan menemukan terfavorit tanpa terjerumus untuk menjelekkan manifestasi Tuhan yang lain.
#3 Dalam pengkajianku,
manifestasi Tuhan tidak terhitung jumlahnya, meski begitu kusederhanakan menjadi
tiga hal yakni apa yang menapak di matra darat, sesuatu yang bersemayam di
matra laut, dan segala yang beterbangan di matra udara (angkasa).
#4 Jumlah tidak berhingga
manifestasi Tuhan menyebabkan sulit untuk dilakukan komparasi (baca: memilih
yang terbaik). Setiap satuan bersifat unik dan memiliki fungsi masing-masing yang saling
menginduksi keseimbangan semesta raya. Meski begitu fungsi manifestasi Tuhan
bagi manusia adalah untuk menemukan jati diri (fitrah) sehingga tidak
ada tuntutan untuk bisa menjangkau seluruhnya cukup sebagian (representative). Dan dari sekian jumlah tidak berhingga itu aku memilih gunung dan belantara untuk menemukan jati diri.
“Aku mencari jati
diri dari jalan merambah belantara dan mendaki gunung. Merambah seperti orang pedalaman dan mendaki seperti
warga puncak ketinggian”.
#5 Petualang adalah
seseorang yang berada dan
bersemangat di dimensi ruang dan waktu ketidaktahuan dan
ketidakpastian. Ketidaktahuan karena minim informasi dan ketidakpastian karena
beragam variasi kejadian yang dihadapi.
#6 Kedua kondisi tersebut
memunculkan tantangan dan tantangan pasti dijawab oleh
mereka yang disebut petualang, pejuang, penakluk, pencari, dan nama-nama lain
yang merujuk pada manusia pilihan. Gen terbaik. Ya, hanya manusia terpilih yang
terpanggil untuk menjawab tantangan. Menyibak rerimbunan mistik. Membuka tabir. Menjelaskan misteri. Dan menaklukan puncak-puncak
kesombongan diri.
#7 Serta bagiku adalah menemukan makna tersirat dan hal tersurat dari
fakta dan realitas. Memahami Sunatullah yang dihamparkan oleh Tuhanku untuk
terus dicari, ditemukan, dikaji, dan disimpulkan (nisbi).
#8 Pemikiran-pemikiran di
atas memunculkan keinginan untuk menuliskan ide, informasi, kisah perjalanan dan
lainnya yang berkaitan dengan merambah belantara dan mendaki gunung. Mencoba untuk membuat tulisan. Mungkin sebagian terlihat ilmiah dan sebagian lain terkesan seperti fiksi. Tetapi perlu diingat bahwa sejatinya petualang adalah
manusia yang mampu membuat kombinasi apik dari otak kiri dan otak kanan.
Seseorang yang mampu menselaraskan hawa nafsu dan sanubari berlandaskan aspek
kemanusiaan dan kealaman.
#9 Hasrat ini sangat
berkeinginan untuk disebut Pecinta Alam, namun karena kesadaran betapa
beratnya nama itu maka aku menyimpulkan bahwa aku adalah Penikmat Gunung dan
Belantara-dalam merasa-selalu dalam masa jahiliyah dengan nama Lapendos
karena dalam perjalananku tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa aku turut andil
dalam kerusakan alam baik karena kesombonganku (kesengajaan) atau pun karena
kebodohanku (ketidaksengajaan).
Akhir kata inilah lafadh pendakianku
Demi udara yang terus ku hirup
Demi risalah hati yang terus ku cari
Aku yakin bahwa hanya pada gunung dan belantara udara paling murni bersemayan dan segala definisi hidup terurai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar