Senin, 23 September 2013

H&S Documents Pendakian

Tim SAR Wanadri pada periode 2000-2002 mencatat beberapa peristiwa kecelakaan gunung. Sebelas Februari 2001, lima orang meninggal akibat tersesat dan terjebak badai di Gunung Slamet. Sebulan kemudian, tepatnya pada 23 Maret, satu orang tewas akibat tersesat di Gunung Salak. Masih di tahun yang sama, dua bulan kemudian (20 Juli), Gunung Ciremai (3078 mdpl) meminta korban dua orang tewas terjatuh ke kawah.

Data lama diatas diperbarui dengan berita kekinian dimana banyak juga kita mendengar dan melihat di Media Massa tentang kecelakaan dalam pendakian gunung. Mulai dari berita meninggalnya wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo di Gunung Tambora Pulau Sumbawa, tragedi kecelakaan di Gunung Merapi oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sampai tersesatnya siswa SMAN 9 Yogyakarta, Pandu dan Koko yang diakibatkan oleh Badai di Gunung Slamet, Jawa Tengah.

Berkaca dari kondisi diatas, postingan kali ini ingin berbagi pemahaman berkaitan dengan salah satu cara untuk mencegah atau mengantisipasi insiden pendakian (preventif), yakni menyusun Health&Safety Plan yang terdokumentasi (H&S Documents). Artinya sebelum-dalam masa persiapan-berangkat pendakian adalah waktunya menyusun Health&Safety Plan, mencakup mulai dari langkah pertama (start dari sekretariat, posko, rumah, dll), perjalanan menuju gunung, dan pendakian itu sendiri sampai pulang kembali (tiba di langkah pertama).

H&S Documents untuk pendakian terinsipirasi dari kegiatan proyek konstruksi, survey dan kegiatan sejenis yang mengharuskan adanya dokumen tersebut sebelum kegiatan lapangan dilaksanakan untuk memberikan pemahaman yang baik berkaitan bahaya yang dihadapi (awareness) dan bagaimana menghindari dan mengatasinya (analyisis/assessment/management) dan bila terjadi insiden (kecelakaan) tertera dengan jelas-nomor kontak dan alamat-kemana harus meminta pertolongan dan tentunya bagaimana memberikan pertolongan pertama dan pengkondisian sebelum pertolongan utama tiba. Penyusunan dokumen ini bisa menjadi tanggung jawab salah satu dari anggota tim pendakian namun memahami dokumen ini adalah wajib bagi seluruh anggota tim.

Saya belum mengembangkan template bakunya (Form), namun apa saja poin-poin utama dalam H&S Documents? Inilah rincian prematur (artinya masih perlu ditambahkan dari rekans pembaca sekalian):

Form 1) Health and safety plan, mencakup informasi administratif (nama/judul pendakian dan persetujuan orang tua, otoritas organisasi, sejenis), deskripsi ringkas gunung tujuan, waktu, personil, konfirmasi kesehatan, logistik, kesiapan porter dan guide (bila ada), aksesibiltas (via darat, air-laut, sungai, kali-, udara), kontak darurat (rumah sakit, taman nasional/perijinan), konfirmasi kecukupan keuangan, obat-obatan (P3K), alat komunikasi (satelit telephone is recommended), nomor kontak seluruh anggota tim dan nomor kontak keluarga yang bisa dihubungi, protokol komunikasi (kapan akan mengontak penanggung jawab keselamatan yang bertugas memantau pendakian dari posko/sekretariat) untuk mengabarkan kondisi tim dll.

Form 2) Travel Risk Assessment (TRA) memahami potensi resiko, bahaya dan bagaimana mengatasinya pada saat dalam perjalanan dari sekretariat/rumah ke gunung dan sebaliknya (pulang dari gunung ke sekretariat/rumah); CEK sepanjang perjalanan sampai desa terakhir seperti kriminalitas (perampokan, pencurian, dll), kerusuhan atau daerah konflik, wabah penyakit, malaria, bila berkendara di darat pastikan sopir beristirahat setiap 3 jam, resiko terkait bahasa-tradisi lokal, dan lainnya.

Form 2) Task Hazard awareness/analysis/assessment/management untuk memahami potensi resiko, bahaya dan bagaimana mengatasinya pada saat di gunung (ingat materi tentang bahaya obyektif dan subyektif). Akan berbeda ragam bahaya ketika mendaki gunung berapi aktif dengan gunung es. Gunung savanna dengan gunung hutan pekat-basah. Apalagi ketika ada informasi baru saja terjadi kebakaran di gunung yang dituju.

Form 3) Incident flow chart / emergency response plan (ERP); berupa diagram alir ketika terjadi kecelakaan/kondisi darurat siapa yang harus dihubungi pertama kali. Mengontak pertolongan pertama dan termasuk bagaimana memberikan pengkondisian dan pertolongan pertama sampai pertolongan utama tiba.

Form 4) Itinerary baik rencana Itin-A, Itin-B, Itin-C dan selanjutnya. Itinerary biasanya dikembangkan dalam bentuk narasi dan tabel (baris dan kolom dimana baris berisi hari dan tanggal sedangkan kolom berisi deskripsi detail tiap-tiap kegiatan, jam, transportasi, nama penanggung jawab dan remarks. Salah satu fungsi utama dari itinerary adalah bila tidak kembali dalam sekian waktu sudah bisa diambil keputusan untuk dilakukan SAR berdasarkan itinerary tersebut.

H&S Document minimal dipegang oleh yang bertanggung jawab di sekretariat/rumah dan team leader pendakian serta tentunya dibriefingkan terlebih dahulu ke seluruh anggota tim pendakian. Bisakah H&S Document disusun dan diimplementasikan?


Tidak ada komentar: