Senin, 07 Oktober 2013

Andaikan saya mati karena mendaki gunung

Mungkin suatu saat saya akan benar-benar dijemput Malaikat Maut (Berharap Tuhan sendiri yang langsung menjemput saya) saat melakukan pendakian.

Dan seandainya saya benar-benar mati karena mendaki gunung. Entah karena jantungan lihat pendaki wanita secantik dan seseksi Katy Perry, jatuh ke jurang, tersembur gas beracun, mati kedingingan karena lupa tidak membawa sleeping bag (SB) dan si gadis cantik enggan mentransfer kehangatan (saya lebih baik mati kedinginan dari pada dihangatkan sesama pria, hohoho). Yang jelas tentu saya tidak akan bisa bikin catatan/postingan di Group Penikmat Gunung dan Belantara (PGB) lagi. Tidak akan bisa menulis di www.pendakirewel.blogspot.com lagi. Tidak akan bisa meluncurkan tulisan terbaru lagi dari hasil pendakian dan pemikiran nyleneh dan nakal. Tidak akan bisa membalas komentar dimana pun akun saya berada. Nama saya tinggal jadi keranda: Lelaki Penuh Dosa (Lapendos), seorang pendaki yang meproklamirkan diri sebagai pendaki no. 1 (dosanya).

Saya tak tahu lagi bagamaina respon orang-orang yang mengenal saya baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Saya tidak tahu bagaimana respon orang-orang yang tidak pernah tahu sama sekali dengan semua isu  yang saya usung dan saya yakini bahwa animisme dan dinamisme-lah yang melestarikan alam ini. Yang terbanyang oleh saya: Tangis ayah-ibu saya tercinta. Istri. Dan tawa ria orang-orang yang mengutuk saya seperti penadah/cukong hasil hutan ilegal, Pemegang KPH nakal, mungkin juga sesama pendaki yang mengutuk animisme dan dinamisme yang saya yakini sebagai keyakinan pelestari alam ini.
Ndilalah sampai kini saya masih hidup. Jadi bila tidak setuju dengan tulisan dan postingan saya sudah tentu saya bisa langsung merespon argumentasi debat Anda selama akses internet tersedia. Berperang. Berdiskusi. Tulisan/Potingan dibalas dengan tulisan/postingan. Tentunya dengan cara cerdas dan tujuan yang mulia: Mencari kebenaran dengan dialektika. Membuang jauh emosi dan kebencian jauh ke belakang. Bersenggama dengan data, pengalaman praktis dan kemudian menemukan bersama konstruk kebenaran adalah melebihi nikmatnya bersenggama dengan 72 bidadari surga (kayak pernah saja hehehee). Kenapa menulis, berposting ria dan berargumentasi di dunia maya? Jaman sekarang susah buat mengalokasikan waktu buat kopdar atau mengikuti seminar bersama orang yang sevisi dan sehati: PENIKMAT GUNUNG DAN BELANTARA hehehee

Tidak ada komentar: