Mereka menganggap bahwa orang-orang lama
(terdahulu) primitif, bodoh, dan sangat riskan (lucu). Melakukan hal-hal yang
sia-sia dan tidak efisien. Seperti tinggal di gua, rumah pohon dan menyembah
alam (animisme dan dinamisme). Manusia pra agama.
Tapi benarkah klaim manusia masa kini
itu ?
Untuk mengetahuinya dengan mudah (sederhana)
mari ikuti metode perbandingan input, proses, output dan outcomes saya dalam
mendapatkan jawaban tersebut.
Praktisnya (bodoh-bodohanya) adalah
orang-orang terdahulu kita klaim sebagai para penyembah pohon dan batu (klaim
yang sangat dangkal tentunya). Orang-orang seperti ini dianggap terbelakang dan
tidak mengenal diri dan Tuhannya. Pemilik keyakinan primitif. Sementara orang jaman
pertengahan (dari masa kekinian) mulai mengenal agama (dogma) dan mengklaim
mengenal diri dan Tuhannya. Dan orang terkini merasa lebih maju dalam mengenal
banyak Tuhan dalam keesaannya (Uang, Jabatan selain namaNYA dalam Kitab Suci).
Lihatlah betapa munafiknya
manusia-manusia jaman pertengahan dan masa kini.
Mereka mengklaim mengenal Tuhan dan
dirinya tetapi mereka merusak alam dan mudah
stres. Setiap berkala mereka melakukan penyembahan pada Tuhan yang mereka
definisikan begitu indah dan spesifik namun setelah itu mereka membabat pohon,
mengeruk tanah dan bebatuan (eksplorasi) serta membunuh manusia lainnya dengan
cara tidak langsung seperti korupsi.
Bandingkan dengan manusia terdahulu, anggaplah
mereka menyembah pohon dan batu, kemudian memuliakannya. Menjaganya dan memotongnya
dengan prinsip sustainability (untuk keberlangsungan hidup anak-cucu.
Membiarkan pohon tumbuh dan membesar. Dan hasilnya, tidak ada isu climate
change (bencana dan ancaman alam) seperti jaman sekarang.
Tidak ada ketakutan dari manusia
terdahulu bahwa alam akan membantai habis manusia. Karena manusia telah
berhasil memuliakan alam dengan caranya.
Pantas saja Jin dari jaman awal dalam
Babad Tanah Kadiri sampai menuduh agama dari gurun pasir tidak suka pohon maka pohon-pohon ditebang. Sejak beberapa abad kemunculan gurun pasir maka berapa hektar hutan Indonesia yang dibabat habis?
Pun tak jauh beda dengan agama yang
lain.
Maka tidak salah jika muncul hipotesis bahwa
manusia jika ingin selamat dari amukan alam harus kembali pada manusia telanjang
(tak beragama formal). Semua keteraturan dibangun bersama dengan keselarasan
alam (animisme dan dinamisme).
Ringkasan metode perbandingan Input,
Proses, Output dan Outcomes dari manusia kekinian-pertengahan dibandingkan
manusia primitif
Manusia Kekinian-Pertengahan
Jenis Manusia : Manusia Beragama
Input : Manusia yang akan
menyembah Tuhannya
Proses : Masuk ke Masjid,
Gereja, Vihara, Pura
Output : Manusia yang telah
menyembah Tuhannya
Outcomes : Penebang Pohon,
Penadah, Cukong nakal, Koruptor, Munafik
Manusia Primitif (Pra Agama)
Jenis Manusia : Manusia Animisme&Dinamisme
Input : Manusia yang akan
memuja alamnya
Proses : Memuliakan (puja)-bersimpuh
pada pohon, bebatuan dan lainnya
Output : Penyembah Batu dan
Pepohonan serta benda alam lainnya
Outcomes : Pohon (Alam) Lestari, Tidak
ada longsor, Kejujuran, Kearifan Lokal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar