Senin, 07 Oktober 2013

Perbandingan Input, proses, output dan outcomes: Sebuah komparasi manusia pra agama, agama dan paska agama (post-modern)

Manusia hari ini selalu menilai bahwa masanya adalah yang terbaik. Masa berbagai temuan dan ciptaan terlahir. Ribuan agama dan ajaran tersempurnakan. Dan masa depan ada dalam grand design yang jelas.

Mereka menganggap bahwa orang-orang lama (terdahulu) primitif, bodoh, dan sangat riskan (lucu). Melakukan hal-hal yang sia-sia dan tidak efisien. Seperti tinggal di gua, rumah pohon dan menyembah alam (animisme dan dinamisme). Manusia pra agama.

Tapi benarkah klaim manusia masa kini itu ?

Untuk mengetahuinya dengan mudah (sederhana) mari ikuti metode perbandingan input, proses, output dan outcomes saya dalam mendapatkan jawaban tersebut.

Praktisnya (bodoh-bodohanya) adalah orang-orang terdahulu kita klaim sebagai para penyembah pohon dan batu (klaim yang sangat dangkal tentunya). Orang-orang seperti ini dianggap terbelakang dan tidak mengenal diri dan Tuhannya. Pemilik keyakinan primitif. Sementara orang jaman pertengahan (dari masa kekinian) mulai mengenal agama (dogma) dan mengklaim mengenal diri dan Tuhannya. Dan orang terkini merasa lebih maju dalam mengenal banyak Tuhan dalam keesaannya (Uang, Jabatan selain namaNYA dalam Kitab Suci).

Lihatlah betapa munafiknya manusia-manusia jaman pertengahan dan masa kini.

Mereka mengklaim mengenal Tuhan dan dirinya tetapi mereka merusak alam dan mudah stres. Setiap berkala mereka melakukan penyembahan pada Tuhan yang mereka definisikan begitu indah dan spesifik namun setelah itu mereka membabat pohon, mengeruk tanah dan bebatuan (eksplorasi) serta membunuh manusia lainnya dengan cara tidak langsung seperti korupsi.

Bandingkan dengan manusia terdahulu, anggaplah mereka menyembah pohon dan batu, kemudian memuliakannya. Menjaganya dan memotongnya dengan prinsip sustainability (untuk keberlangsungan hidup anak-cucu. Membiarkan pohon tumbuh dan membesar. Dan hasilnya, tidak ada isu climate change (bencana dan ancaman alam) seperti jaman sekarang.

Tidak ada ketakutan dari manusia terdahulu bahwa alam akan membantai habis manusia. Karena manusia telah berhasil memuliakan alam dengan caranya.

Pantas saja Jin dari jaman awal dalam Babad Tanah Kadiri sampai menuduh agama dari gurun pasir tidak suka pohon maka pohon-pohon ditebang. Sejak beberapa abad kemunculan gurun pasir maka berapa hektar hutan Indonesia yang dibabat habis?

Pun tak jauh beda dengan agama yang lain.

Maka tidak salah jika muncul hipotesis bahwa manusia jika ingin selamat dari amukan alam harus kembali pada manusia telanjang (tak beragama formal). Semua keteraturan dibangun bersama dengan keselarasan alam (animisme dan dinamisme).

Ringkasan metode perbandingan Input, Proses, Output dan Outcomes dari manusia kekinian-pertengahan dibandingkan manusia primitif

Manusia Kekinian-Pertengahan                  

Jenis Manusia            : Manusia Beragama 

Input                           : Manusia yang akan menyembah Tuhannya           

Proses                         : Masuk ke Masjid, Gereja, Vihara, Pura                 

Output                        : Manusia yang telah menyembah Tuhannya           

Outcomes                   : Penebang Pohon, Penadah, Cukong nakal, Koruptor, Munafik

Manusia Primitif (Pra Agama)

Jenis Manusia            : Manusia Animisme&Dinamisme

Input                           : Manusia yang akan memuja alamnya

Proses                         : Memuliakan (puja)-bersimpuh pada pohon, bebatuan dan lainnya

Output                        : Penyembah Batu dan Pepohonan serta benda alam lainnya
Outcomes                   : Pohon (Alam) Lestari, Tidak ada longsor, Kejujuran, Kearifan Lokal

Tidak ada komentar: