Jumat, 19 Desember 2014

Janur Kuning

Rasa pedih menyayat hatiku ketika janur kuning itu melengkung di depan rumahmu. Hatiku hancur ketika bunga melati yang dironce-ronce itu dipasang di gelungan rambutmu. Perasaanku berkecamuk ingin memberontak takdir ini. Engkau bersanding di pelaminan bukan denganku.

Mati aku. Mati hasratku. Hancur impianku. Berantakan segala spiritualku. Terguncang seluruh tiang ketenangan hatiku. Musnahlah segala kebijaksanaanku. Hati dan nurani telah disita oleh kenyataan pahit. Janur kuning itu benar-benar melengkung di depan rumahmu. Ah, mampus aku!

Saat ini dalam hasratku hanya ingin menunggu jandamu! Meski janda beranak tiga. Meski telah renta. Meski keriput di mana-mana. Tetap, kutunggu jandamu!

Meski engkau tidak mau. Tetap, kutunggu jandamu!



Tidak ada komentar: