”In the name of solidarity I give you my
philosophy of the mountain. The mountain is soul of love. Soul of destroy. And
soul of the earth. So you have to know about philosophy of mountain and forest
if you want success to climb them.
I don’t know why you hobby climbing. Make your
body heart. Make your life different. And make your lovely gone. I don’t care!“
#1 Pada mulanya gunung dan belantara adalah tempat pembuangan jin dan tempat
tinggal para raksasa. Namun manusia kuno mulai melihat bahwa gunung dan belantara
memiliki nilai magis, sarana peningkatan spiritualitas diri dan tempat
pengujian kompetensi.
#2 Umumnya manusia kuno pergi ke gunung untuk menenangkan diri, mencari petunjuk
atau menjadi pertapa. Karena ketinggiannya sehingga secara fisik lebih dekat
dengan langit (tempat petunjuk) maka banyak nasehat dan wangsit yang dapat
diperoleh dari gunung dan belantara.
#3 Banyaklah dibangun padepokan, pesanggrahan, tempat penyembahan, dan tempat
perenungan. Namun tidak sedikit dibangun tempat pelarian.
#4 Kini, jaman sudah berubah. Wangsit dan petunjuk bisa diperoleh di
dataran rendah. Semenjak Candi, Kuil, Vihara, Masjid dan Gereja di bangun maka
orang tidak perlu lagi ke gunung dan belantara untuk mencari ilham.
#5 Dan sekali lagi kini benar-benar berubah. Gunung dan belantara adalah
tempat petualangan. Tempat untuk memperkaya khasanah keilmuan dan kanuragan.
Tempat dijadikan penyegaran diri dari hiruk-pikuk keramaian duniawi.
#6 Sejak tahun 1972 (silahkan dikoreksi bila keliru), sejak organisasi
(pelembagaan) pecinta alam muncul maka sah lah petualangan gunung dan belantara
menjadi terlembaga.
#7 Dulu mungkin orang akan melihat aneh seorang yang mendaki. Mungkin untuk
mencari pesugihan. Dulu juga yang ke gunung adalah masyarakat di sekitar gunung
yang lusuh atau orang-orang tua yang berjanggut. Tetapi sekarang anak-anak muda
dengan tampilan trendi juga ribuan ke gunung di setiap tahunnya.
#8 Apa ini sebuah
kemajuan?
#9 Mendaki gunung dan merambah belantara merupakan aktivitas nenek moyang
orang Indonesia dan dunia tentunya. Masyarakat Tengger bahkan telah menetap dan
hidup di gunung. Tetapi kemajuan apa yang telah di raih orang-orang gunung?
Bukankah kerajaan-kerajaan atau Negara-negara selalu mencapai puncaknya ketika
maritim (laut) berjaya dengan kegiatan dagangnya. Atau jika tidak di laut maka
di sungai besar.
#10 Kesemuanya jauh dari gunung. Makanya agak mengherankan jika gunung kini
menjadi kiblat. Tetapi tidak mengherankan juga karena gunung bukan tempat
kemajuan duniawi. Gunung adalah tempat menempah ruhani. Kekayaan hati.
Sensitifitas sosial.
#11 Itu yang tidak ditemukan dalam aktivitas
perdagangan di pantai dan sungai besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar